Halo Sobat ! | Members area : Register | Sign in
About me | SiteMap
Diberdayakan oleh Blogger.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Powered by FeedBurner

Subscribe to Anak Kampung by Email
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Home » » Management Stokpile

Management Stokpile

Rabu, 03 Februari 2016


Stockpile Management 
Dalam Stockpile Management Ada 3 Point yang harus diperhatikan :
  1. Storage Management
  2. Quality & Quanitity Management
  3. Blending Management
Storage Management
Storage Management atau pengaturan penyimpanan batubara di stockpile sangat penting dalam stockpile management. Dalam mengatur penyimpanan batubara di stockpile, hal hal yang perlu diperhatikan adalah Desain stockpile dan Sistem penumpukan.
Desain Stockpile
Desain dari suatu stockpile ditentukan oleh beberapa hal berikut ini :
  1. Kapasitas penyimpanan batubara
  2. Banyaknya jenis product yang akan Dipisahkan di stockpile
  3. Fasilitas dan sistem penumpukan dan Pemuatan
Kapasitas penyimpanan Batubara
  • Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan preparasi lahan tersebut.
  • Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile.
Jumlah Product Yang dipisahkan
  • Banyaknya jumlah product yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang diperlukan.
  • Semakin banyak jumlah product yang dipisahkan semakin besar areal yang diperlukan.
Fasilitas Penumpukan dan pemuatan
  • Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.
  • Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan dan pemuatan, membuat desain dan sistem penumpukan memanjang.
  • Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam blending batubar-batubara tersebut.
Desain Stockpile
  1. Di sekeliling stockpile dipasang instalasi spraying.
  2. Di sekeliling stockpile dibuatkan windshield atau penangkal angin.
  3. Stockpile dibuat memanjang searah dengan arah angin dominan (Prevailing Wind).
SISTEM PENUMPUKAN

Dalam penumpukan Batubara harus memenuhi Syarat sebagai berikut :
  • Sekeliling tumpukan batubara harus dapat diakses oleh unit maintenance seperti Wheel Loader atau Excavator.
  • Penumpukan harus memanjang searah dengan prevailing wind (arah angin dominan)
  • Setiap penumpukan harus dipastikan ditrimming agar tidak terdapat puncak-puncak kecil diatas tumpukan batubara
  • Slope permukaan stockpile yang menghadap ke arah angin harus dilandaikan sudutnya, bila perlu dipadatkan.
Quality & Quantity Management

Quality dan Quantity Management adalah proses yang paling penting dalam suatu stockpile management. Karena Quality dan quantity management bersifat terus menerus dan berjalan seiring dengan jalannya perusahaan. Quality & Quantity Management melibatkan hampir semua bagian di suatu perusahaan tambang batubara. Sedangkan di end user biasanya Quality dan Quantity management dipegang oleh Departement Fuel Handling.

QQM di Perusahaan Tambang Batubara

QQM di perusahaan tambang batubara melibatkan sebagian besar departement yaitu mulai dari Geology, Mine Planning, Tambang, Coal Processing, Quality Control, dan Shipping. Masing-masing berperan dan bertanggung jawab di bagian masing-masing dalam menciptakan sistem kontrol qualitas dan kuantitas yang baik.

Geology

Geology adalah bagian yang pertama-tama memberikan data mengenai jumlah cadangan, dan kualitas batubara yang berpotensi untuk diexploitasi. Geology Juga bertugas secara terus menerus mencari sumber cadangan batubara dengan melakukan explorasi. Data yang diberikan oleh Geology merupakan titik acuan awal mengenai jumlah cadangan batubara dan kualitas batubara.

Mine Planning

Mine Planning bertugas meneruskan pengolahan data dari geology, dengan membuat rencana tambang yang didalamnya dilengkapi dengan data mineable reserve, mine design, perhitungan alat, scheduling, dan lain-lain. Mine Planning juga bertugas melakukan kajian dan evaluasai setiap perkembangan kualitas dari mulai data geology, data reserve, data produksi, sampai data dari pengapalan.

Mining / Tambang

Bertugas melakukan penambangan yang sudah didesain oleh mine planning. Mining harus menjaga agar dalam eksekusi penambangan betul-betul mengikuti mine plan yang sudah ditetapkan, baik mengenai batasan-batasan penambangan maupun dalam scheduling penambangan.

Coal processing / Handling

Coal processing atau bagian handling, bertugas melakukan proses dari mulai penumpukan batubara di stockpile, Crushing, maintenance stockpile, sampai dengan pemuatan batubara. Coal processing biasanya erat sekali hubungan kerjanya dengan Quality Control atau Quality Assurance. Karena pada pelaksanaannya Quality Control dan Coal processing bekerja bersama-sama di stockpile baik dalam hal sistem penumpukan batubara di stockpile, pengaturan pemuatan batubara, sampai blending batubara.

Quality Control

Beberapa tugas dari Quality Control
  • Tugas dari Quality Control adalah memonitor kualitas mulai dari data forecast tambang sampai kualitas Pengapalan.
  • Quality Control melakukan kontrol terhadap batubara produksi dengan melakukan sampling pada saat batubara telah di crushing.
  • Quality Control juga bertugas membuat rencana setiap pemuatan batubara dan mengatur agar kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan spesifikasi buyer.
  • Quality Control membuat evaluasi perkembangan kualitas mulai dari tambang sampai pengapalan.
  • Quality Control juga bertugas mengevaluasi atau mengontrol process operasional yang dapat mempengaruhi kualitas batubara, sehingga dapat menyimpang dari planning.
  • Proses yang mungkin terjadi adalah di tambang, stockpile, dan barging.
Proses Operasional Yang dapat mempengaruhi Kualitas batubara

Penambangan :
  • Pada saat penambangan, sering terjadi bahwa kondisi di lapangan berbeda dengan kondisi seperti yang digariskan dalam mine plan. Misalnya adanya sisipan atau cleat pada seam batubara yang sedang di tambang. Pengotor ini sulit dipisahkan dengan selective mining. Akibatnya kandungan abu batubara tersebut akan lebih tinggi dari data mine plan atau data geology.
  • Pada penambangan dip seam atau seam yang miring, sering terjadi kontaminasi seam batubara yang sedang ditambang oleh bagian floor yang longsor atau jatuh ke atas seam batubara tersebut.
Stockpile
  1. Pada saat penumpukan batubara di stockpile, terjadi pencampuran antar batubara yang memiliki kualitas yang berbeda.
  2. Pada saat pengambilan batubara dari stockpile, sering terkontaminasi dengan bedding (fine coal), atau bahkan material bedding selain batubara seperti batu dan kerikil.
  3. Batubara yang sudah lama di stockpile mengalami penurunan kualitas.
QQM di End User

Proses QQm di stockpile end user, tidak spanjang di Perusahaan tambang. Proses QQM yang dilkukan di stockpile end user, biasanya lebih di fokuskan pada bagaimana memisahkan batubara dari berbagai pemasok yang kualitasnya juga berbeda, dan bagaimana membuat suatu feeding coal yang sesuai dengan desain peralatan utilisasi tersebut. Proses yang paling menonjol di stockpile end user adalah proses blending batubara untuk mensuplai batubara kedalam peralatan utilisasi dengan kualitas yang sesuai.

BLENDING MANAGEMENT
Dalam suatu blending management, hal yang paling diutamakan adalah:
  • Pencampuran kualitas sehingga menghasilkan kualitas batubara hasil campuran sesuai dengan yang ditargetkan.
  • Cara Blending atau pencampuran itu sendiri yang harus baik.
Pencampuran Kualitas

Sebelum Blending dilakukan, yang perlu diperhatikan adalah target kualitas yang harus dicapai dari blending tersebut. Hanya satu target parameter yang dapat dicapai dengan tepat dalam suatu blending. Parameter lainnya mengikuti sesuai dengan proporsi blendingnya. Diantara parameter kualitas batubara, ada yang bersifat addictive (dapat dikalkulasi secara kuantitatif pada saat blending). Dan ada pula paramter yang bersifat tidak addictive atau tidak dapat dihitung secara kuantitatif berdasarkan proporsi blendingnya.
Kalkulasi Kualitas Blending

Qb = (Q1 x W1)+(Q2 x W2) Dibagi (W1+ W2)
  1. Qb = Kualitas hasil Blending
  2. Q1 = Kualitas batubara 1
  3. Q2 = Kualitas batubara 2
  4. W1 = Berat batubara 1
  5. W2 = Berat batubara 2
Sistem Blending

Dalam suatu blending sistem pencampuran atau blending merupakan yang terpenting. Blending harus dilakukan dengan proporsi unit pencampuran yang terkecil untuk mendapatkan batubara hasil blending yang homogen. Berikut ini adalah beberapa sistem pencampuran dengan tingkat homogenitas yang meningkat. (Semakin homogen)
  • Blending Barge By Barge
  • Blending DT By DT
  • Blending Bucket Loader By Bucket loader
  • Blending conveyor.
Hasil suatu blending yang homogen sangat diperlukan terutama bagi end user. Ketidak homogenan dalam suatu blending akibatnya akan terasa langsung oleh end user pada saat batubara tersebut digunakan. Kesempurnaan dari suatu blending adalah ketepatan dalam pencapaian target kualitas hasil blending dan homogenitas hasil pencampuran
Home › Crusher Machine › Info Tambang › Sekilas Mengenai Manajemen Stockpile Sekilas Mengenai Manajemen Stockpile Isya Ansyari di 12:38 am Crusher Machine, Info Tambang No Comments Stockpile Coalindo Adhi Nusantara Dokumentasi pribadi: Stockpile batubara CPP Manajemen Stockpile (Stockpile Management) Batubara Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang telah ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile batubara sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen stockpile yang tepat. Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan pentng dari kegiatan penanganan batubara. Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat penimbunan, terutama bagi batubara yang mudah terbakar dengan sendirinya. Sehingga dengan adanya upaya perbaikan manajemen timbunan, upaya menghindari gejala swabakar dan upaya menghindari dan mengatasi timbulnya genangan air, proses terjadinya swabakar dan genangan air pada penimbunan batubara dapat dicegah sekecil mungkin. Dalam proses penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan faktor alam. Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk, harus dikeluarkan terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut : 1. Kontrol Temperatur dan Swabakar 2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping 3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara 4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan Sistem FIFO ( First In First Out ) Fungsi Manajemen Stocpile Manajemen Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. Juga sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan. Disamping tujuan di atas stockpile juga digunakan untuk mencampur batubara supaya homogenisasi yang bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu blending dan mixing. Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata, sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara. Proses penyimpanan, bisa dilakukan: Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal Dekat Pelabuhan Ditempat Penggunaan batubara Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam. Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan ash fusion temperature. Manajemen Stockpile menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile batubara dan mengontrolnya dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Manajemen stockpile adalah sebagai berikut: 1. Pemantauan kuantitas (Inventory) dan movement batubara distockpile, meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang tersisa (coalbalance). 2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara. 3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batubara. 4. Pemantauan kuantitas batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom. 5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat distockpile. 6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal ini mencakup usaha yaitu: Control dust, penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan dust suppressant. Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan/limbah air dari drainage stockpile. Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal). 7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti. 8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang dianjurkan sebagai berikut: Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara. Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang. Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom. Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu. Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stockpile. 9. Sebaiknya tidak membentuk tumpukan batu bara kerucut dengan bagian atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stockpile. 10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage. Pengaturan penyimpanan (Storage Management) Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting karena hal ini berkaitan dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang ditumpuk di stockpile. Manajemen penumpukan dimulai dari pembuatan desain stockpile yang berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas dan kualitas serta pada lingkungan. Berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas karena suatu pengaturan penyimpanan harus mempertimbangkan faktor kapasitas stockpile yang dapat semaksimum mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan faktor kualitas dan lingkungan, sedangkan berorientasi pada pemeliharaan kualitas karena desain suatu stockpile harus mempertimbangkan faktor pengaturan kualitas yang effisien sehingga keperluan untuk pengaturan kualitas seperti blending, segregasi penumpukan yang didasarkan pada kualitas produk dan lain-lain. Kapasitas penyimpanan Batubara Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan preparasi lahan tersebut. Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile. Jumlah Produk yang Dipisahkan Banyaknya jumlah produk yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang diperlukan. Semakin banyak jumlah produk yang dipisahkan maka semakin pula besar areal yang diperlukan. Fasilitas Penumpukan dan pemuatan Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan. Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan serta pemuatan, membuat desain dan sistem penumpukan memanjang. Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam blending batubar-batubara tersebut. Tempat Produksi pada Stockpile Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubara ( crushing ) dan selanjutnya dimuat ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah ter-sizing pada ukuran 1 sampai 50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang mana masing-masing digunakan untuk setiap fasilitas crushing dan loading barge. Kontrol Debu dan monitoring temperatur Envirocoal Secara umum dust ( debu ) batubara berasal dari partikel yang berukuran – 0.5 mm ( fines ) yang bersuspensi dengan udara, sehingga dalam usaha pencegahan debu adalah dengan melakukan antisipasi terhadadap fines ( partikel halus ) tersebut. Penggunaan spray Air dapat dilakukan untuk mengatisipasi debu, direkomendasikan spray yang digunakan adalah dalam bentuk fog spray (kabut) karena lebih maksimal dalam menangkap debu. Untuk produk batubara envirocoal, dalam proses penyemprotan air ditambahkan juga bahan surfactan yang diproduksi oleh KAO disebut dengan PIC 103. Bahan surfactan ini dengan air akan terserap dengan cepat kedalam batubara. Spray larutan ( Air + PIC 103 ) dengan dengan rate 5 ppm/ton batubara bisa dilakukan saat: – Dumping batubara di hopper – Memasuki screen / divergator – Dibawah secondary crusher – Dibawah/dibagian belt conveyer Pemantauan temperatur di stockpile dilakukan setiap hari ( daily basis ), menggunakan thermocouple. Setiap pagi temperatur diukur dan dilihat trend-nya, juga dilihat adanya area-area stockpile yang mempunyai potensial pemanasan.Bila ditemukan adanya titik pemanasan di area stockpile, maka batubara di area tersebut akan diambil kemudian ditebar ( spreading ), setelah dingin batubara tersebut dikembalikan ke stockpile dan selanjutnya dikompaksi. Kontrol Terhadap Kontaminasi & Housekeeping Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam suatu proses produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas batubara maupun performance daripada miner / penambang tersebut. Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang, proses rehandling, di stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim atau complain dari suatu buyer. Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada saat expose batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau batuan lainnya. Hal ini berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash content ) Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan batubara. Kontaminasi ini biasa berupa : – Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam – Kawat, besi, kayu, plastik, kaleng minuman, karet ban, dll – Kontaminasi di daerah stockpile. Stockpile yang kurang bagus dapat menyebabkan suatu kontaminasi terhadap batubara itu sendiri terutama dari basement / dasar dari stockpile akibat manuver-manuver dari suatu dozer / traktor sehingga akan terangkat dasar stockpile yang berupa tanah, lempung atau batu splite. Hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghindari kontaminasi dari stockpile antara lain : – Supervisi yang ketat semua aktivitas area stockpile – Pelaksanaan housekeeping – Perawatan rutin peralatanyang digunakan, meliputi perawatan terhadap alat-alat plant maupun terhadap alat berat yang digunakan di area stockpile. – Metal detector, berfungsi untuk mencegah kontaminasi metal masuk ke stockpile maupun maupun batubara yang akan dikeluarkan dari stockpile. Kontrol Aspek Kuality & Kuantity Kontrol aspek kuality batubara di stockpile yang perlu dilakukan berupa : Penentuan / analisa kualitas batubara produksi yang ada di stockpile, kemudian melakukan pengaturan stock sesuai type batubara produksi di stockpile. Usaha mininimize resiko degradasi batubara ( pengaturan lama stocking, aktitivitas alat berat distockpile, reclaime pit, dll ) Pengaturan blending ratio batubara. Control dan monitoring semua faktor yang berdampak terhadap perubahan yang significan terhadap nilai kualitas batubara selama di stockpile. Sedangkan terhadap aspek kuantity perlu dilakukan sistem recording yang akurat terhadap inventory batubara dan pergerakan stock batubara ( coal movement ) . Limbah padat & cair Selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah cair merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penangananan stockpile adalah perawatan basement stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke arah sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan stockpile adalah sedikit cembung lebih tepatnya seperti punggung kura-kura dan sistem Drainage, semua air dari stockpile dialirkan ke arah sistem treatment limbah cair / padat serta memiliki sistem treament limbah yang memadai.

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
Home › Crusher Machine › Info Tambang › Sekilas Mengenai Manajemen Stockpile Sekilas Mengenai Manajemen Stockpile Isya Ansyari di 12:38 am Crusher Machine, Info Tambang No Comments Stockpile Coalindo Adhi Nusantara Dokumentasi pribadi: Stockpile batubara CPP Manajemen Stockpile (Stockpile Management) Batubara Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang telah ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile batubara sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen stockpile yang tepat. Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan pentng dari kegiatan penanganan batubara. Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat penimbunan, terutama bagi batubara yang mudah terbakar dengan sendirinya. Sehingga dengan adanya upaya perbaikan manajemen timbunan, upaya menghindari gejala swabakar dan upaya menghindari dan mengatasi timbulnya genangan air, proses terjadinya swabakar dan genangan air pada penimbunan batubara dapat dicegah sekecil mungkin. Dalam proses penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan faktor alam. Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk, harus dikeluarkan terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut : 1. Kontrol Temperatur dan Swabakar 2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping 3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara 4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan Sistem FIFO ( First In First Out ) Fungsi Manajemen Stocpile Manajemen Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. Juga sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan. Disamping tujuan di atas stockpile juga digunakan untuk mencampur batubara supaya homogenisasi yang bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu blending dan mixing. Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata, sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara. Proses penyimpanan, bisa dilakukan: Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal Dekat Pelabuhan Ditempat Penggunaan batubara Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam. Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan ash fusion temperature. Manajemen Stockpile menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile batubara dan mengontrolnya dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Manajemen stockpile adalah sebagai berikut: 1. Pemantauan kuantitas (Inventory) dan movement batubara distockpile, meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang tersisa (coalbalance). 2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara. 3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batubara. 4. Pemantauan kuantitas batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom. 5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat distockpile. 6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal ini mencakup usaha yaitu: Control dust, penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan dust suppressant. Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan/limbah air dari drainage stockpile. Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal). 7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti. 8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang dianjurkan sebagai berikut: Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara. Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang. Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom. Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu. Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stockpile. 9. Sebaiknya tidak membentuk tumpukan batu bara kerucut dengan bagian atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stockpile. 10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage. Pengaturan penyimpanan (Storage Management) Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting karena hal ini berkaitan dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang ditumpuk di stockpile. Manajemen penumpukan dimulai dari pembuatan desain stockpile yang berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas dan kualitas serta pada lingkungan. Berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas karena suatu pengaturan penyimpanan harus mempertimbangkan faktor kapasitas stockpile yang dapat semaksimum mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan faktor kualitas dan lingkungan, sedangkan berorientasi pada pemeliharaan kualitas karena desain suatu stockpile harus mempertimbangkan faktor pengaturan kualitas yang effisien sehingga keperluan untuk pengaturan kualitas seperti blending, segregasi penumpukan yang didasarkan pada kualitas produk dan lain-lain. Kapasitas penyimpanan Batubara Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan preparasi lahan tersebut. Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile. Jumlah Produk yang Dipisahkan Banyaknya jumlah produk yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang diperlukan. Semakin banyak jumlah produk yang dipisahkan maka semakin pula besar areal yang diperlukan. Fasilitas Penumpukan dan pemuatan Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan. Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan serta pemuatan, membuat desain dan sistem penumpukan memanjang. Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam blending batubar-batubara tersebut. Tempat Produksi pada Stockpile Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubara ( crushing ) dan selanjutnya dimuat ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah ter-sizing pada ukuran 1 sampai 50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang mana masing-masing digunakan untuk setiap fasilitas crushing dan loading barge. Kontrol Debu dan monitoring temperatur Envirocoal Secara umum dust ( debu ) batubara berasal dari partikel yang berukuran – 0.5 mm ( fines ) yang bersuspensi dengan udara, sehingga dalam usaha pencegahan debu adalah dengan melakukan antisipasi terhadadap fines ( partikel halus ) tersebut. Penggunaan spray Air dapat dilakukan untuk mengatisipasi debu, direkomendasikan spray yang digunakan adalah dalam bentuk fog spray (kabut) karena lebih maksimal dalam menangkap debu. Untuk produk batubara envirocoal, dalam proses penyemprotan air ditambahkan juga bahan surfactan yang diproduksi oleh KAO disebut dengan PIC 103. Bahan surfactan ini dengan air akan terserap dengan cepat kedalam batubara. Spray larutan ( Air + PIC 103 ) dengan dengan rate 5 ppm/ton batubara bisa dilakukan saat: – Dumping batubara di hopper – Memasuki screen / divergator – Dibawah secondary crusher – Dibawah/dibagian belt conveyer Pemantauan temperatur di stockpile dilakukan setiap hari ( daily basis ), menggunakan thermocouple. Setiap pagi temperatur diukur dan dilihat trend-nya, juga dilihat adanya area-area stockpile yang mempunyai potensial pemanasan.Bila ditemukan adanya titik pemanasan di area stockpile, maka batubara di area tersebut akan diambil kemudian ditebar ( spreading ), setelah dingin batubara tersebut dikembalikan ke stockpile dan selanjutnya dikompaksi. Kontrol Terhadap Kontaminasi & Housekeeping Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam suatu proses produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas batubara maupun performance daripada miner / penambang tersebut. Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang, proses rehandling, di stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim atau complain dari suatu buyer. Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada saat expose batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau batuan lainnya. Hal ini berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash content ) Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan batubara. Kontaminasi ini biasa berupa : – Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam – Kawat, besi, kayu, plastik, kaleng minuman, karet ban, dll – Kontaminasi di daerah stockpile. Stockpile yang kurang bagus dapat menyebabkan suatu kontaminasi terhadap batubara itu sendiri terutama dari basement / dasar dari stockpile akibat manuver-manuver dari suatu dozer / traktor sehingga akan terangkat dasar stockpile yang berupa tanah, lempung atau batu splite. Hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghindari kontaminasi dari stockpile antara lain : – Supervisi yang ketat semua aktivitas area stockpile – Pelaksanaan housekeeping – Perawatan rutin peralatanyang digunakan, meliputi perawatan terhadap alat-alat plant maupun terhadap alat berat yang digunakan di area stockpile. – Metal detector, berfungsi untuk mencegah kontaminasi metal masuk ke stockpile maupun maupun batubara yang akan dikeluarkan dari stockpile. Kontrol Aspek Kuality & Kuantity Kontrol aspek kuality batubara di stockpile yang perlu dilakukan berupa : Penentuan / analisa kualitas batubara produksi yang ada di stockpile, kemudian melakukan pengaturan stock sesuai type batubara produksi di stockpile. Usaha mininimize resiko degradasi batubara ( pengaturan lama stocking, aktitivitas alat berat distockpile, reclaime pit, dll ) Pengaturan blending ratio batubara. Control dan monitoring semua faktor yang berdampak terhadap perubahan yang significan terhadap nilai kualitas batubara selama di stockpile. Sedangkan terhadap aspek kuantity perlu dilakukan sistem recording yang akurat terhadap inventory batubara dan pergerakan stock batubara ( coal movement ) . Limbah padat & cair Selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah cair merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penangananan stockpile adalah perawatan basement stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke arah sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan stockpile adalah sedikit cembung lebih tepatnya seperti punggung kura-kura dan sistem Drainage, semua air dari stockpile dialirkan ke arah sistem treatment limbah cair / padat serta memiliki sistem treament limbah yang memadai.

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
Dokumentasi pribadi: Stockpile batubara CPP Manajemen Stockpile (Stockpile Management) Batubara Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang telah ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile batubara sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen stockpile yang tepat. Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan pentng dari kegiatan penanganan batubara. Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat penimbunan, terutama bagi batubara yang mudah terbakar dengan sendirinya. Sehingga dengan adanya upaya perbaikan manajemen timbunan, upaya menghindari gejala swabakar dan upaya menghindari dan mengatasi timbulnya genangan air, proses terjadinya swabakar dan genangan air pada penimbunan batubara dapat dicegah sekecil mungkin. Dalam proses penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan faktor alam. Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk, harus dikeluarkan terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut : 1. Kontrol Temperatur dan Swabakar 2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping 3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara 4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan Sistem FIFO ( First In First Out ) Fungsi Manajemen Stocpile Manajemen Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. Juga sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan. Disamping tujuan di atas stockpile juga digunakan untuk mencampur batubara supaya homogenisasi yang bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu blending dan mixing. Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata, sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara. Proses penyimpanan, bisa dilakukan: Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal Dekat Pelabuhan Ditempat Penggunaan batubara Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam. Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan ash fusion temperature. Manajemen Stockpile menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile batubara dan mengontrolnya dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Manajemen stockpile adalah sebagai berikut: 1. Pemantauan kuantitas (Inventory) dan movement batubara distockpile, meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang tersisa (coalbalance). 2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara. 3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batubara. 4. Pemantauan kuantitas batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom. 5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat distockpile. 6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal ini mencakup usaha yaitu: Control dust, penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan dust suppressant. Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan/limbah air dari drainage stockpile. Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal). 7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti. 8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang dianjurkan sebagai berikut: Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara. Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang. Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom. Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu. Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stockpile. 9. Sebaiknya tidak membentuk tumpukan batu bara kerucut dengan bagian atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stockpile. 10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage. Pengaturan penyimpanan (Storage Management) Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting karena hal ini berkaitan dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang ditumpuk di stockpile. Manajemen penumpukan dimulai dari pembuatan desain stockpile yang berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas dan kualitas serta pada lingkungan. Berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas karena suatu pengaturan penyimpanan harus mempertimbangkan faktor kapasitas stockpile yang dapat semaksimum mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan faktor kualitas dan lingkungan, sedangkan berorientasi pada pemeliharaan kualitas karena desain suatu stockpile harus mempertimbangkan faktor pengaturan kualitas yang effisien sehingga keperluan untuk pengaturan kualitas seperti blending, segregasi penumpukan yang didasarkan pada kualitas produk dan lain-lain. Kapasitas penyimpanan Batubara Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan preparasi lahan tersebut. Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile. Jumlah Produk yang Dipisahkan Banyaknya jumlah produk yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang diperlukan. Semakin banyak jumlah produk yang dipisahkan maka semakin pula besar areal yang diperlukan. Fasilitas Penumpukan dan pemuatan Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan. Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan serta pemuatan, membuat desain dan sistem penumpukan memanjang. Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam blending batubar-batubara tersebut. Tempat Produksi pada Stockpile Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubara ( crushing ) dan selanjutnya dimuat ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah ter-sizing pada ukuran 1 sampai 50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang mana masing-masing digunakan untuk setiap fasilitas crushing dan loading barge. Kontrol Debu dan monitoring temperatur Envirocoal Secara umum dust ( debu ) batubara berasal dari partikel yang berukuran – 0.5 mm ( fines ) yang bersuspensi dengan udara, sehingga dalam usaha pencegahan debu adalah dengan melakukan antisipasi terhadadap fines ( partikel halus ) tersebut. Penggunaan spray Air dapat dilakukan untuk mengatisipasi debu, direkomendasikan spray yang digunakan adalah dalam bentuk fog spray (kabut) karena lebih maksimal dalam menangkap debu. Untuk produk batubara envirocoal, dalam proses penyemprotan air ditambahkan juga bahan surfactan yang diproduksi oleh KAO disebut dengan PIC 103. Bahan surfactan ini dengan air akan terserap dengan cepat kedalam batubara. Spray larutan ( Air + PIC 103 ) dengan dengan rate 5 ppm/ton batubara bisa dilakukan saat: – Dumping batubara di hopper – Memasuki screen / divergator – Dibawah secondary crusher – Dibawah/dibagian belt conveyer Pemantauan temperatur di stockpile dilakukan setiap hari ( daily basis ), menggunakan thermocouple. Setiap pagi temperatur diukur dan dilihat trend-nya, juga dilihat adanya area-area stockpile yang mempunyai potensial pemanasan.Bila ditemukan adanya titik pemanasan di area stockpile, maka batubara di area tersebut akan diambil kemudian ditebar ( spreading ), setelah dingin batubara tersebut dikembalikan ke stockpile dan selanjutnya dikompaksi. Kontrol Terhadap Kontaminasi & Housekeeping Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam suatu proses produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas batubara maupun performance daripada miner / penambang tersebut. Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang, proses rehandling, di stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim atau complain dari suatu buyer. Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada saat expose batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau batuan lainnya. Hal ini berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash content ) Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan batubara. Kontaminasi ini biasa berupa : – Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam – Kawat, besi, kayu, plastik, kaleng minuman, karet ban, dll – Kontaminasi di daerah stockpile. Stockpile yang kurang bagus dapat menyebabkan suatu kontaminasi terhadap batubara itu sendiri terutama dari basement / dasar dari stockpile akibat manuver-manuver dari suatu dozer / traktor sehingga akan terangkat dasar stockpile yang berupa tanah, lempung atau batu splite. Hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghindari kontaminasi dari stockpile antara lain : – Supervisi yang ketat semua aktivitas area stockpile – Pelaksanaan housekeeping – Perawatan rutin peralatanyang digunakan, meliputi perawatan terhadap alat-alat plant maupun terhadap alat berat yang digunakan di area stockpile. – Metal detector, berfungsi untuk mencegah kontaminasi metal masuk ke stockpile maupun maupun batubara yang akan dikeluarkan dari stockpile. Kontrol Aspek Kuality & Kuantity Kontrol aspek kuality batubara di stockpile yang perlu dilakukan berupa : Penentuan / analisa kualitas batubara produksi yang ada di stockpile, kemudian melakukan pengaturan stock sesuai type batubara produksi di stockpile. Usaha mininimize resiko degradasi batubara ( pengaturan lama stocking, aktitivitas alat berat distockpile, reclaime pit, dll ) Pengaturan blending ratio batubara. Control dan monitoring semua faktor yang berdampak terhadap perubahan yang significan terhadap nilai kualitas batubara selama di stockpile. Sedangkan terhadap aspek kuantity perlu dilakukan sistem recording yang akurat terhadap inventory batubara dan pergerakan stock batubara ( coal movement ) . Limbah padat & cair Selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah cair merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penangananan stockpile adalah perawatan basement stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke arah sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan stockpile adalah sedikit cembung lebih tepatnya seperti punggung kura-kura dan sistem Drainage, semua air dari stockpile dialirkan ke arah sistem treatment limbah cair / padat serta memiliki sistem treament limbah yang memadai.

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
Dokumentasi pribadi: Stockpile batubara CPP Manajemen Stockpile (Stockpile Management) Batubara Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang telah ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile batubara sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen stockpile yang tepat. Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan pentng dari kegiatan penanganan batubara. Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat penimbunan, terutama bagi batubara yang mudah terbakar dengan sendirinya. Sehingga dengan adanya upaya perbaikan manajemen timbunan, upaya menghindari gejala swabakar dan upaya menghindari dan mengatasi timbulnya genangan air, proses terjadinya swabakar dan genangan air pada penimbunan batubara dapat dicegah sekecil mungkin. Dalam proses penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan faktor alam. Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk, harus dikeluarkan terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut : 1. Kontrol Temperatur dan Swabakar 2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping 3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara 4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan Sistem FIFO ( First In First Out ) Fungsi Manajemen Stocpile Manajemen Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. Juga sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan. Disamping tujuan di atas stockpile juga digunakan untuk mencampur batubara supaya homogenisasi yang bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu blending dan mixing. Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata, sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara. Proses penyimpanan, bisa dilakukan: Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal Dekat Pelabuhan Ditempat Penggunaan batubara Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam. Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan ash fusion temperature. Manajemen Stockpile menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile batubara dan mengontrolnya dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Manajemen stockpile adalah sebagai berikut: 1. Pemantauan kuantitas (Inventory) dan movement batubara distockpile, meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang tersisa (coalbalance). 2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara. 3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batubara. 4. Pemantauan kuantitas batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom. 5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat distockpile. 6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal ini mencakup usaha yaitu: Control dust, penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan dust suppressant. Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan/limbah air dari drainage stockpile. Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal). 7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti. 8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang dianjurkan sebagai berikut: Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara. Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang. Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom. Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu. Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stockpile. 9. Sebaiknya tidak membentuk tumpukan batu bara kerucut dengan bagian atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stockpile. 10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage. Pengaturan penyimpanan (Storage Management) Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting karena hal ini berkaitan dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang ditumpuk di stockpile. Manajemen penumpukan dimulai dari pembuatan desain stockpile yang berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas dan kualitas serta pada lingkungan. Berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas karena suatu pengaturan penyimpanan harus mempertimbangkan faktor kapasitas stockpile yang dapat semaksimum mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan faktor kualitas dan lingkungan, sedangkan berorientasi pada pemeliharaan kualitas karena desain suatu stockpile harus mempertimbangkan faktor pengaturan kualitas yang effisien sehingga keperluan untuk pengaturan kualitas seperti blending, segregasi penumpukan yang didasarkan pada kualitas produk dan lain-lain. Kapasitas penyimpanan Batubara Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan preparasi lahan tersebut. Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile. Jumlah Produk yang Dipisahkan Banyaknya jumlah produk yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang diperlukan. Semakin banyak jumlah produk yang dipisahkan maka semakin pula besar areal yang diperlukan. Fasilitas Penumpukan dan pemuatan Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan. Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan serta pemuatan, membuat desain dan sistem penumpukan memanjang. Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam blending batubar-batubara tersebut. Tempat Produksi pada Stockpile Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubara ( crushing ) dan selanjutnya dimuat ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah ter-sizing pada ukuran 1 sampai 50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang mana masing-masing digunakan untuk setiap fasilitas crushing dan loading barge. Kontrol Debu dan monitoring temperatur Envirocoal Secara umum dust ( debu ) batubara berasal dari partikel yang berukuran – 0.5 mm ( fines ) yang bersuspensi dengan udara, sehingga dalam usaha pencegahan debu adalah dengan melakukan antisipasi terhadadap fines ( partikel halus ) tersebut. Penggunaan spray Air dapat dilakukan untuk mengatisipasi debu, direkomendasikan spray yang digunakan adalah dalam bentuk fog spray (kabut) karena lebih maksimal dalam menangkap debu. Untuk produk batubara envirocoal, dalam proses penyemprotan air ditambahkan juga bahan surfactan yang diproduksi oleh KAO disebut dengan PIC 103. Bahan surfactan ini dengan air akan terserap dengan cepat kedalam batubara. Spray larutan ( Air + PIC 103 ) dengan dengan rate 5 ppm/ton batubara bisa dilakukan saat: – Dumping batubara di hopper – Memasuki screen / divergator – Dibawah secondary crusher – Dibawah/dibagian belt conveyer Pemantauan temperatur di stockpile dilakukan setiap hari ( daily basis ), menggunakan thermocouple. Setiap pagi temperatur diukur dan dilihat trend-nya, juga dilihat adanya area-area stockpile yang mempunyai potensial pemanasan.Bila ditemukan adanya titik pemanasan di area stockpile, maka batubara di area tersebut akan diambil kemudian ditebar ( spreading ), setelah dingin batubara tersebut dikembalikan ke stockpile dan selanjutnya dikompaksi. Kontrol Terhadap Kontaminasi & Housekeeping Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam suatu proses produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas batubara maupun performance daripada miner / penambang tersebut. Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang, proses rehandling, di stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim atau complain dari suatu buyer. Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada saat expose batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau batuan lainnya. Hal ini berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash content ) Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan batubara. Kontaminasi ini biasa berupa : – Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam – Kawat, besi, kayu, plastik, kaleng minuman, karet ban, dll – Kontaminasi di daerah stockpile. Stockpile yang kurang bagus dapat menyebabkan suatu kontaminasi terhadap batubara itu sendiri terutama dari basement / dasar dari stockpile akibat manuver-manuver dari suatu dozer / traktor sehingga akan terangkat dasar stockpile yang berupa tanah, lempung atau batu splite. Hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghindari kontaminasi dari stockpile antara lain : – Supervisi yang ketat semua aktivitas area stockpile – Pelaksanaan housekeeping – Perawatan rutin peralatanyang digunakan, meliputi perawatan terhadap alat-alat plant maupun terhadap alat berat yang digunakan di area stockpile. – Metal detector, berfungsi untuk mencegah kontaminasi metal masuk ke stockpile maupun maupun batubara yang akan dikeluarkan dari stockpile. Kontrol Aspek Kuality & Kuantity Kontrol aspek kuality batubara di stockpile yang perlu dilakukan berupa : Penentuan / analisa kualitas batubara produksi yang ada di stockpile, kemudian melakukan pengaturan stock sesuai type batubara produksi di stockpile. Usaha mininimize resiko degradasi batubara ( pengaturan lama stocking, aktitivitas alat berat distockpile, reclaime pit, dll ) Pengaturan blending ratio batubara. Control dan monitoring semua faktor yang berdampak terhadap perubahan yang significan terhadap nilai kualitas batubara selama di stockpile. Sedangkan terhadap aspek kuantity perlu dilakukan sistem recording yang akurat terhadap inventory batubara dan pergerakan stock batubara ( coal movement ) . Limbah padat & cair Selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah cair merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penangananan stockpile adalah perawatan basement stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke arah sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan stockpile adalah sedikit cembung lebih tepatnya seperti punggung kura-kura dan sistem Drainage, semua air dari stockpile dialirkan ke arah sistem treatment limbah cair / padat serta memiliki sistem treament limbah yang memadai

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
Artikel Terkait

No Responses to "Management Stokpile"

Poskan Komentar