Stockpile Management
Dalam Stockpile Management Ada 3 Point yang harus diperhatikan :
- Storage Management
- Quality & Quanitity Management
- Blending Management
Storage Management
Storage Management atau pengaturan penyimpanan batubara di stockpile
sangat penting dalam stockpile management. Dalam mengatur penyimpanan
batubara di stockpile, hal hal yang perlu diperhatikan adalah Desain
stockpile dan Sistem penumpukan.
Desain Stockpile
Desain dari suatu stockpile ditentukan oleh beberapa hal berikut ini :
- Kapasitas penyimpanan batubara
- Banyaknya jenis product yang akan Dipisahkan di stockpile
- Fasilitas dan sistem penumpukan dan Pemuatan
Kapasitas penyimpanan Batubara
- Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan preparasi lahan tersebut.
- Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile.
Jumlah Product Yang dipisahkan
- Banyaknya jumlah product yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang diperlukan.
- Semakin banyak jumlah product yang dipisahkan semakin besar areal yang diperlukan.
Fasilitas Penumpukan dan pemuatan
- Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.
- Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan dan pemuatan, membuat desain dan sistem penumpukan memanjang.
- Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam blending batubar-batubara tersebut.
Desain Stockpile
- Di sekeliling stockpile dipasang instalasi spraying.
- Di sekeliling stockpile dibuatkan windshield atau penangkal angin.
- Stockpile dibuat memanjang searah dengan arah angin dominan (Prevailing Wind).
SISTEM PENUMPUKAN
- Sekeliling tumpukan batubara harus dapat diakses oleh unit maintenance seperti Wheel Loader atau Excavator.
- Penumpukan harus memanjang searah dengan prevailing wind (arah angin dominan)
- Setiap penumpukan harus dipastikan ditrimming agar tidak terdapat puncak-puncak kecil diatas tumpukan batubara
- Slope permukaan stockpile yang menghadap ke arah angin harus dilandaikan sudutnya, bila perlu dipadatkan.
Quality & Quantity Management
QQM di Perusahaan Tambang Batubara
Geology
Mine Planning
Mining / Tambang
Coal processing / Handling
Quality Control
- Tugas dari Quality Control adalah memonitor kualitas mulai dari data forecast tambang sampai kualitas Pengapalan.
- Quality Control melakukan kontrol terhadap batubara produksi dengan melakukan sampling pada saat batubara telah di crushing.
- Quality Control juga bertugas membuat rencana setiap pemuatan batubara dan mengatur agar kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan spesifikasi buyer.
- Quality Control membuat evaluasi perkembangan kualitas mulai dari tambang sampai pengapalan.
- Quality Control juga bertugas mengevaluasi atau mengontrol process operasional yang dapat mempengaruhi kualitas batubara, sehingga dapat menyimpang dari planning.
- Proses yang mungkin terjadi adalah di tambang, stockpile, dan barging.
Proses Operasional Yang dapat mempengaruhi Kualitas batubara
- Pada saat penambangan, sering terjadi bahwa kondisi di lapangan berbeda dengan kondisi seperti yang digariskan dalam mine plan. Misalnya adanya sisipan atau cleat pada seam batubara yang sedang di tambang. Pengotor ini sulit dipisahkan dengan selective mining. Akibatnya kandungan abu batubara tersebut akan lebih tinggi dari data mine plan atau data geology.
- Pada penambangan dip seam atau seam yang miring, sering terjadi kontaminasi seam batubara yang sedang ditambang oleh bagian floor yang longsor atau jatuh ke atas seam batubara tersebut.
Stockpile
- Pada saat penumpukan batubara di stockpile, terjadi pencampuran antar batubara yang memiliki kualitas yang berbeda.
- Pada saat pengambilan batubara dari stockpile, sering terkontaminasi dengan bedding (fine coal), atau bahkan material bedding selain batubara seperti batu dan kerikil.
- Batubara yang sudah lama di stockpile mengalami penurunan kualitas.
QQM di End User
BLENDING MANAGEMENT
Dalam suatu blending management, hal yang paling diutamakan adalah:
- Pencampuran kualitas sehingga menghasilkan kualitas batubara hasil campuran sesuai dengan yang ditargetkan.
- Cara Blending atau pencampuran itu sendiri yang harus baik.
Pencampuran Kualitas
Kalkulasi Kualitas Blending
- Qb = Kualitas hasil Blending
- Q1 = Kualitas batubara 1
- Q2 = Kualitas batubara 2
- W1 = Berat batubara 1
- W2 = Berat batubara 2
Sistem Blending
- Blending Barge By Barge
- Blending DT By DT
- Blending Bucket Loader By Bucket loader
- Blending conveyor.
Home › Crusher
Machine › Info Tambang › Sekilas Mengenai Manajemen Stockpile
Sekilas Mengenai Manajemen Stockpile
Isya Ansyari di 12:38 am Crusher Machine, Info Tambang No Comments
Stockpile Coalindo Adhi Nusantara
Dokumentasi pribadi: Stockpile batubara CPP
Manajemen Stockpile (Stockpile Management) Batubara
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang
telah ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan
perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile batubara
sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen
stockpile yang tepat.
Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan pentng dari kegiatan
penanganan batubara. Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat
mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat
penimbunan, terutama bagi batubara yang mudah terbakar dengan
sendirinya. Sehingga dengan adanya upaya perbaikan manajemen timbunan,
upaya menghindari gejala swabakar dan upaya menghindari dan mengatasi
timbulnya genangan air, proses terjadinya swabakar dan genangan air pada
penimbunan batubara dapat dicegah sekecil mungkin. Dalam proses
penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan
berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas
biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan faktor alam.
Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First
In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk, harus dikeluarkan
terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut :
1. Kontrol Temperatur dan Swabakar
2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping
3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara
4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan
Sistem FIFO ( First In First Out )
Fungsi Manajemen Stocpile
Manajemen Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan
proses. Juga sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang
bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau
pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.
Disamping tujuan di atas stockpile juga digunakan untuk mencampur
batubara supaya homogenisasi yang bertujuan untuk menyiapkan produk dari
satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan
distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe
yaitu blending dan mixing.
Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih
tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara
akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup
besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika
proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara
harus tercampur secara merata, sedangkan mixing merupakan salah satu
tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas
kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.
Proses penyimpanan, bisa dilakukan:
Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal
Dekat Pelabuhan
Ditempat Penggunaan batubara
Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena
akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan
kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam.
Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang
biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara
pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic
Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter
lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan
ash fusion temperature.
Manajemen Stockpile menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile
batubara dan mengontrolnya dengan baik. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam Manajemen stockpile adalah sebagai berikut:
1. Pemantauan kuantitas (Inventory) dan movement batubara distockpile,
meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara
yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang
tersisa (coalbalance).
2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan
dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang
terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara.
3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile
termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer,
Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi
degradasi batubara.
4. Pemantauan kuantitas batubara yang masuk dan keluar dari stockpile
termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan
spocom.
5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan
housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat
distockpile.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal
ini mencakup usaha yaitu:
Control dust, penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan
dust suppressant.
Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk
buangan/limbah air dari drainage stockpile.
Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal).
7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik
untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali
dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping
secara teliti.
8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini
penanganan yang dianjurkan sebagai berikut:
Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu
batubara.
Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat
dibuang.
Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung
diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu.
Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus
dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stockpile.
9. Sebaiknya tidak membentuk tumpukan batu bara kerucut dengan bagian
atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas
stockpile.
10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau
minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.
Pengaturan penyimpanan (Storage Management)
Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting karena hal ini berkaitan
dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang
ditumpuk di stockpile. Manajemen penumpukan dimulai dari pembuatan
desain stockpile yang berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas dan
kualitas serta pada lingkungan.
Berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas karena suatu pengaturan
penyimpanan harus mempertimbangkan faktor kapasitas stockpile yang dapat
semaksimum mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan
faktor kualitas dan lingkungan, sedangkan berorientasi pada pemeliharaan
kualitas karena desain suatu stockpile harus mempertimbangkan faktor
pengaturan kualitas yang effisien sehingga keperluan untuk pengaturan
kualitas seperti blending, segregasi penumpukan yang didasarkan pada
kualitas produk dan lain-lain.
Kapasitas penyimpanan Batubara
Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu
stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan
kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan
preparasi lahan tersebut.
Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus
benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base
stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut
menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan
terjadi kehilangan batubara di stockpile.
Jumlah Produk yang Dipisahkan
Banyaknya jumlah produk yang akan dipisahkan menentukan luasan
stockpile yang diperlukan.
Semakin banyak jumlah produk yang dipisahkan maka semakin pula besar
areal yang diperlukan.
Fasilitas Penumpukan dan pemuatan
Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di
stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.
Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan serta pemuatan,
membuat desain dan sistem penumpukan memanjang.
Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang
memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam
blending batubar-batubara tersebut.
Tempat Produksi pada Stockpile
Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubara ( crushing ) dan
selanjutnya dimuat ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah
ter-sizing pada ukuran 1 sampai 50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang
mana masing-masing digunakan untuk setiap fasilitas crushing dan loading
barge.
Kontrol Debu dan monitoring temperatur Envirocoal
Secara umum dust ( debu ) batubara berasal dari partikel yang berukuran –
0.5 mm ( fines ) yang bersuspensi dengan udara, sehingga dalam usaha
pencegahan debu adalah dengan melakukan antisipasi terhadadap fines (
partikel halus ) tersebut. Penggunaan spray Air dapat dilakukan untuk
mengatisipasi debu, direkomendasikan spray yang digunakan adalah dalam
bentuk fog spray (kabut) karena lebih maksimal dalam menangkap debu.
Untuk produk batubara envirocoal, dalam proses penyemprotan air
ditambahkan juga bahan surfactan yang diproduksi oleh KAO disebut dengan
PIC 103. Bahan surfactan ini dengan air akan terserap dengan cepat
kedalam batubara. Spray larutan ( Air + PIC 103 ) dengan dengan rate 5
ppm/ton batubara bisa dilakukan saat:
– Dumping batubara di hopper
– Memasuki screen / divergator
– Dibawah secondary crusher
– Dibawah/dibagian belt conveyer
Pemantauan temperatur di stockpile dilakukan setiap hari ( daily basis
), menggunakan thermocouple. Setiap pagi temperatur diukur dan dilihat
trend-nya, juga dilihat adanya area-area stockpile yang mempunyai
potensial pemanasan.Bila ditemukan adanya titik pemanasan di area
stockpile, maka batubara di area tersebut akan diambil kemudian ditebar (
spreading ), setelah dingin batubara tersebut dikembalikan ke stockpile
dan selanjutnya dikompaksi.
Kontrol Terhadap Kontaminasi & Housekeeping
Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam
suatu proses produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas
batubara maupun performance daripada miner / penambang tersebut.
Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang, proses rehandling, di
stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim atau
complain dari suatu buyer.
Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada
saat expose batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau
batuan lainnya. Hal ini berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash
content )
Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan
batubara. Kontaminasi ini biasa berupa :
– Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam
– Kawat, besi, kayu, plastik, kaleng minuman, karet ban, dll
– Kontaminasi di daerah stockpile. Stockpile yang kurang bagus dapat
menyebabkan suatu kontaminasi terhadap batubara itu sendiri terutama
dari basement / dasar dari stockpile akibat manuver-manuver dari suatu
dozer / traktor sehingga akan terangkat dasar stockpile yang berupa
tanah, lempung atau batu splite.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghindari kontaminasi dari
stockpile antara lain :
– Supervisi yang ketat semua aktivitas area stockpile
– Pelaksanaan housekeeping
– Perawatan rutin peralatanyang digunakan, meliputi perawatan terhadap
alat-alat plant maupun terhadap alat berat yang digunakan di area
stockpile.
– Metal detector, berfungsi untuk mencegah kontaminasi metal masuk ke
stockpile maupun maupun batubara yang akan dikeluarkan dari stockpile.
Kontrol Aspek Kuality & Kuantity
Kontrol aspek kuality batubara di stockpile yang perlu dilakukan berupa :
Penentuan / analisa kualitas batubara produksi yang ada di
stockpile, kemudian melakukan pengaturan stock sesuai type batubara
produksi di stockpile.
Usaha mininimize resiko degradasi batubara ( pengaturan lama
stocking, aktitivitas alat berat distockpile, reclaime pit, dll )
Pengaturan blending ratio batubara.
Control dan monitoring semua faktor yang berdampak terhadap
perubahan yang significan terhadap nilai kualitas batubara selama di
stockpile.
Sedangkan terhadap aspek kuantity perlu dilakukan sistem recording yang
akurat terhadap inventory batubara dan pergerakan stock batubara ( coal
movement ) .
Limbah padat & cair
Selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah cair
merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penangananan stockpile adalah perawatan basement
stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke arah
sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan
stockpile adalah sedikit cembung lebih tepatnya seperti punggung
kura-kura dan sistem Drainage, semua air dari stockpile dialirkan ke
arah sistem treatment limbah cair / padat serta memiliki sistem treament
limbah yang memadai.
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
Home › Crusher
Machine › Info Tambang › Sekilas Mengenai Manajemen Stockpile
Sekilas Mengenai Manajemen Stockpile
Isya Ansyari di 12:38 am Crusher Machine, Info Tambang No Comments
Stockpile Coalindo Adhi Nusantara
Dokumentasi pribadi: Stockpile batubara CPP
Manajemen Stockpile (Stockpile Management) Batubara
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang
telah ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan
perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile batubara
sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen
stockpile yang tepat.
Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan pentng dari kegiatan
penanganan batubara. Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat
mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat
penimbunan, terutama bagi batubara yang mudah terbakar dengan
sendirinya. Sehingga dengan adanya upaya perbaikan manajemen timbunan,
upaya menghindari gejala swabakar dan upaya menghindari dan mengatasi
timbulnya genangan air, proses terjadinya swabakar dan genangan air pada
penimbunan batubara dapat dicegah sekecil mungkin. Dalam proses
penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan
berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas
biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan faktor alam.
Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First
In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk, harus dikeluarkan
terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut :
1. Kontrol Temperatur dan Swabakar
2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping
3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara
4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan
Sistem FIFO ( First In First Out )
Fungsi Manajemen Stocpile
Manajemen Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan
proses. Juga sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang
bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau
pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.
Disamping tujuan di atas stockpile juga digunakan untuk mencampur
batubara supaya homogenisasi yang bertujuan untuk menyiapkan produk dari
satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan
distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe
yaitu blending dan mixing.
Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih
tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara
akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup
besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika
proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara
harus tercampur secara merata, sedangkan mixing merupakan salah satu
tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas
kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.
Proses penyimpanan, bisa dilakukan:
Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal
Dekat Pelabuhan
Ditempat Penggunaan batubara
Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena
akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan
kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam.
Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang
biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara
pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic
Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter
lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan
ash fusion temperature.
Manajemen Stockpile menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile
batubara dan mengontrolnya dengan baik. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam Manajemen stockpile adalah sebagai berikut:
1. Pemantauan kuantitas (Inventory) dan movement batubara distockpile,
meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara
yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang
tersisa (coalbalance).
2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan
dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang
terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara.
3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile
termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer,
Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi
degradasi batubara.
4. Pemantauan kuantitas batubara yang masuk dan keluar dari stockpile
termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan
spocom.
5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan
housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat
distockpile.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal
ini mencakup usaha yaitu:
Control dust, penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan
dust suppressant.
Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk
buangan/limbah air dari drainage stockpile.
Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal).
7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik
untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali
dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping
secara teliti.
8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini
penanganan yang dianjurkan sebagai berikut:
Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu
batubara.
Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat
dibuang.
Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung
diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu.
Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus
dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stockpile.
9. Sebaiknya tidak membentuk tumpukan batu bara kerucut dengan bagian
atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas
stockpile.
10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau
minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.
Pengaturan penyimpanan (Storage Management)
Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting karena hal ini berkaitan
dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang
ditumpuk di stockpile. Manajemen penumpukan dimulai dari pembuatan
desain stockpile yang berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas dan
kualitas serta pada lingkungan.
Berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas karena suatu pengaturan
penyimpanan harus mempertimbangkan faktor kapasitas stockpile yang dapat
semaksimum mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan
faktor kualitas dan lingkungan, sedangkan berorientasi pada pemeliharaan
kualitas karena desain suatu stockpile harus mempertimbangkan faktor
pengaturan kualitas yang effisien sehingga keperluan untuk pengaturan
kualitas seperti blending, segregasi penumpukan yang didasarkan pada
kualitas produk dan lain-lain.
Kapasitas penyimpanan Batubara
Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu
stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan
kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan
preparasi lahan tersebut.
Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus
benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base
stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut
menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan
terjadi kehilangan batubara di stockpile.
Jumlah Produk yang Dipisahkan
Banyaknya jumlah produk yang akan dipisahkan menentukan luasan
stockpile yang diperlukan.
Semakin banyak jumlah produk yang dipisahkan maka semakin pula besar
areal yang diperlukan.
Fasilitas Penumpukan dan pemuatan
Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di
stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.
Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan serta pemuatan,
membuat desain dan sistem penumpukan memanjang.
Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang
memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam
blending batubar-batubara tersebut.
Tempat Produksi pada Stockpile
Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubara ( crushing ) dan
selanjutnya dimuat ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah
ter-sizing pada ukuran 1 sampai 50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang
mana masing-masing digunakan untuk setiap fasilitas crushing dan loading
barge.
Kontrol Debu dan monitoring temperatur Envirocoal
Secara umum dust ( debu ) batubara berasal dari partikel yang berukuran –
0.5 mm ( fines ) yang bersuspensi dengan udara, sehingga dalam usaha
pencegahan debu adalah dengan melakukan antisipasi terhadadap fines (
partikel halus ) tersebut. Penggunaan spray Air dapat dilakukan untuk
mengatisipasi debu, direkomendasikan spray yang digunakan adalah dalam
bentuk fog spray (kabut) karena lebih maksimal dalam menangkap debu.
Untuk produk batubara envirocoal, dalam proses penyemprotan air
ditambahkan juga bahan surfactan yang diproduksi oleh KAO disebut dengan
PIC 103. Bahan surfactan ini dengan air akan terserap dengan cepat
kedalam batubara. Spray larutan ( Air + PIC 103 ) dengan dengan rate 5
ppm/ton batubara bisa dilakukan saat:
– Dumping batubara di hopper
– Memasuki screen / divergator
– Dibawah secondary crusher
– Dibawah/dibagian belt conveyer
Pemantauan temperatur di stockpile dilakukan setiap hari ( daily basis
), menggunakan thermocouple. Setiap pagi temperatur diukur dan dilihat
trend-nya, juga dilihat adanya area-area stockpile yang mempunyai
potensial pemanasan.Bila ditemukan adanya titik pemanasan di area
stockpile, maka batubara di area tersebut akan diambil kemudian ditebar (
spreading ), setelah dingin batubara tersebut dikembalikan ke stockpile
dan selanjutnya dikompaksi.
Kontrol Terhadap Kontaminasi & Housekeeping
Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam
suatu proses produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas
batubara maupun performance daripada miner / penambang tersebut.
Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang, proses rehandling, di
stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim atau
complain dari suatu buyer.
Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada
saat expose batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau
batuan lainnya. Hal ini berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash
content )
Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan
batubara. Kontaminasi ini biasa berupa :
– Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam
– Kawat, besi, kayu, plastik, kaleng minuman, karet ban, dll
– Kontaminasi di daerah stockpile. Stockpile yang kurang bagus dapat
menyebabkan suatu kontaminasi terhadap batubara itu sendiri terutama
dari basement / dasar dari stockpile akibat manuver-manuver dari suatu
dozer / traktor sehingga akan terangkat dasar stockpile yang berupa
tanah, lempung atau batu splite.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghindari kontaminasi dari
stockpile antara lain :
– Supervisi yang ketat semua aktivitas area stockpile
– Pelaksanaan housekeeping
– Perawatan rutin peralatanyang digunakan, meliputi perawatan terhadap
alat-alat plant maupun terhadap alat berat yang digunakan di area
stockpile.
– Metal detector, berfungsi untuk mencegah kontaminasi metal masuk ke
stockpile maupun maupun batubara yang akan dikeluarkan dari stockpile.
Kontrol Aspek Kuality & Kuantity
Kontrol aspek kuality batubara di stockpile yang perlu dilakukan berupa :
Penentuan / analisa kualitas batubara produksi yang ada di
stockpile, kemudian melakukan pengaturan stock sesuai type batubara
produksi di stockpile.
Usaha mininimize resiko degradasi batubara ( pengaturan lama
stocking, aktitivitas alat berat distockpile, reclaime pit, dll )
Pengaturan blending ratio batubara.
Control dan monitoring semua faktor yang berdampak terhadap
perubahan yang significan terhadap nilai kualitas batubara selama di
stockpile.
Sedangkan terhadap aspek kuantity perlu dilakukan sistem recording yang
akurat terhadap inventory batubara dan pergerakan stock batubara ( coal
movement ) .
Limbah padat & cair
Selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah cair
merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penangananan stockpile adalah perawatan basement
stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke arah
sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan
stockpile adalah sedikit cembung lebih tepatnya seperti punggung
kura-kura dan sistem Drainage, semua air dari stockpile dialirkan ke
arah sistem treatment limbah cair / padat serta memiliki sistem treament
limbah yang memadai.
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
Dokumentasi pribadi:
Stockpile batubara CPP
Manajemen Stockpile (Stockpile Management) Batubara
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang
telah ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan
perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile batubara
sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen
stockpile yang tepat.
Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan pentng dari kegiatan
penanganan batubara. Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat
mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat
penimbunan, terutama bagi batubara yang mudah terbakar dengan
sendirinya. Sehingga dengan adanya upaya perbaikan manajemen timbunan,
upaya menghindari gejala swabakar dan upaya menghindari dan mengatasi
timbulnya genangan air, proses terjadinya swabakar dan genangan air pada
penimbunan batubara dapat dicegah sekecil mungkin. Dalam proses
penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan
berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas
biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan faktor alam.
Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First
In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk, harus dikeluarkan
terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut :
1. Kontrol Temperatur dan Swabakar
2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping
3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara
4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan
Sistem FIFO ( First In First Out )
Fungsi Manajemen Stocpile
Manajemen Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan
proses. Juga sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang
bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau
pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.
Disamping tujuan di atas stockpile juga digunakan untuk mencampur
batubara supaya homogenisasi yang bertujuan untuk menyiapkan produk dari
satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan
distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe
yaitu blending dan mixing.
Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih
tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara
akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup
besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika
proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara
harus tercampur secara merata, sedangkan mixing merupakan salah satu
tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas
kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.
Proses penyimpanan, bisa dilakukan:
Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal
Dekat Pelabuhan
Ditempat Penggunaan batubara
Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena
akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan
kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam.
Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang
biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara
pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic
Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter
lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan
ash fusion temperature.
Manajemen Stockpile menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile
batubara dan mengontrolnya dengan baik. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam Manajemen stockpile adalah sebagai berikut:
1. Pemantauan kuantitas (Inventory) dan movement batubara distockpile,
meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara
yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang
tersisa (coalbalance).
2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan
dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang
terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara.
3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile
termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer,
Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi
degradasi batubara.
4. Pemantauan kuantitas batubara yang masuk dan keluar dari stockpile
termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan
spocom.
5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan
housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat
distockpile.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal
ini mencakup usaha yaitu:
Control dust, penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan
dust suppressant.
Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk
buangan/limbah air dari drainage stockpile.
Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal).
7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik
untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali
dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping
secara teliti.
8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini
penanganan yang dianjurkan sebagai berikut:
Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu
batubara.
Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat
dibuang.
Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung
diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu.
Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus
dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stockpile.
9. Sebaiknya tidak membentuk tumpukan batu bara kerucut dengan bagian
atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas
stockpile.
10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau
minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.
Pengaturan penyimpanan (Storage Management)
Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting karena hal ini berkaitan
dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang
ditumpuk di stockpile. Manajemen penumpukan dimulai dari pembuatan
desain stockpile yang berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas dan
kualitas serta pada lingkungan.
Berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas karena suatu pengaturan
penyimpanan harus mempertimbangkan faktor kapasitas stockpile yang dapat
semaksimum mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan
faktor kualitas dan lingkungan, sedangkan berorientasi pada pemeliharaan
kualitas karena desain suatu stockpile harus mempertimbangkan faktor
pengaturan kualitas yang effisien sehingga keperluan untuk pengaturan
kualitas seperti blending, segregasi penumpukan yang didasarkan pada
kualitas produk dan lain-lain.
Kapasitas penyimpanan Batubara
Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu
stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan
kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan
preparasi lahan tersebut.
Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus
benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base
stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut
menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan
terjadi kehilangan batubara di stockpile.
Jumlah Produk yang Dipisahkan
Banyaknya jumlah produk yang akan dipisahkan menentukan luasan
stockpile yang diperlukan.
Semakin banyak jumlah produk yang dipisahkan maka semakin pula besar
areal yang diperlukan.
Fasilitas Penumpukan dan pemuatan
Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di
stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.
Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan serta pemuatan,
membuat desain dan sistem penumpukan memanjang.
Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang
memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam
blending batubar-batubara tersebut.
Tempat Produksi pada Stockpile
Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubara ( crushing ) dan
selanjutnya dimuat ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah
ter-sizing pada ukuran 1 sampai 50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang
mana masing-masing digunakan untuk setiap fasilitas crushing dan loading
barge.
Kontrol Debu dan monitoring temperatur Envirocoal
Secara umum dust ( debu ) batubara berasal dari partikel yang berukuran –
0.5 mm ( fines ) yang bersuspensi dengan udara, sehingga dalam usaha
pencegahan debu adalah dengan melakukan antisipasi terhadadap fines (
partikel halus ) tersebut. Penggunaan spray Air dapat dilakukan untuk
mengatisipasi debu, direkomendasikan spray yang digunakan adalah dalam
bentuk fog spray (kabut) karena lebih maksimal dalam menangkap debu.
Untuk produk batubara envirocoal, dalam proses penyemprotan air
ditambahkan juga bahan surfactan yang diproduksi oleh KAO disebut dengan
PIC 103. Bahan surfactan ini dengan air akan terserap dengan cepat
kedalam batubara. Spray larutan ( Air + PIC 103 ) dengan dengan rate 5
ppm/ton batubara bisa dilakukan saat:
– Dumping batubara di hopper
– Memasuki screen / divergator
– Dibawah secondary crusher
– Dibawah/dibagian belt conveyer
Pemantauan temperatur di stockpile dilakukan setiap hari ( daily basis
), menggunakan thermocouple. Setiap pagi temperatur diukur dan dilihat
trend-nya, juga dilihat adanya area-area stockpile yang mempunyai
potensial pemanasan.Bila ditemukan adanya titik pemanasan di area
stockpile, maka batubara di area tersebut akan diambil kemudian ditebar (
spreading ), setelah dingin batubara tersebut dikembalikan ke stockpile
dan selanjutnya dikompaksi.
Kontrol Terhadap Kontaminasi & Housekeeping
Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam
suatu proses produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas
batubara maupun performance daripada miner / penambang tersebut.
Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang, proses rehandling, di
stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim atau
complain dari suatu buyer.
Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada
saat expose batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau
batuan lainnya. Hal ini berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash
content )
Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan
batubara. Kontaminasi ini biasa berupa :
– Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam
– Kawat, besi, kayu, plastik, kaleng minuman, karet ban, dll
– Kontaminasi di daerah stockpile. Stockpile yang kurang bagus dapat
menyebabkan suatu kontaminasi terhadap batubara itu sendiri terutama
dari basement / dasar dari stockpile akibat manuver-manuver dari suatu
dozer / traktor sehingga akan terangkat dasar stockpile yang berupa
tanah, lempung atau batu splite.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghindari kontaminasi dari
stockpile antara lain :
– Supervisi yang ketat semua aktivitas area stockpile
– Pelaksanaan housekeeping
– Perawatan rutin peralatanyang digunakan, meliputi perawatan terhadap
alat-alat plant maupun terhadap alat berat yang digunakan di area
stockpile.
– Metal detector, berfungsi untuk mencegah kontaminasi metal masuk ke
stockpile maupun maupun batubara yang akan dikeluarkan dari stockpile.
Kontrol Aspek Kuality & Kuantity
Kontrol aspek kuality batubara di stockpile yang perlu dilakukan berupa :
Penentuan / analisa kualitas batubara produksi yang ada di
stockpile, kemudian melakukan pengaturan stock sesuai type batubara
produksi di stockpile.
Usaha mininimize resiko degradasi batubara ( pengaturan lama
stocking, aktitivitas alat berat distockpile, reclaime pit, dll )
Pengaturan blending ratio batubara.
Control dan monitoring semua faktor yang berdampak terhadap
perubahan yang significan terhadap nilai kualitas batubara selama di
stockpile.
Sedangkan terhadap aspek kuantity perlu dilakukan sistem recording yang
akurat terhadap inventory batubara dan pergerakan stock batubara ( coal
movement ) .
Limbah padat & cair
Selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah cair
merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penangananan stockpile adalah perawatan basement
stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke arah
sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan
stockpile adalah sedikit cembung lebih tepatnya seperti punggung
kura-kura dan sistem Drainage, semua air dari stockpile dialirkan ke
arah sistem treatment limbah cair / padat serta memiliki sistem treament
limbah yang memadai.
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
Dokumentasi pribadi:
Stockpile batubara CPP
Manajemen Stockpile (Stockpile Management) Batubara
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang
telah ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan
perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile batubara
sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen
stockpile yang tepat.
Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan pentng dari kegiatan
penanganan batubara. Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat
mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat
penimbunan, terutama bagi batubara yang mudah terbakar dengan
sendirinya. Sehingga dengan adanya upaya perbaikan manajemen timbunan,
upaya menghindari gejala swabakar dan upaya menghindari dan mengatasi
timbulnya genangan air, proses terjadinya swabakar dan genangan air pada
penimbunan batubara dapat dicegah sekecil mungkin. Dalam proses
penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan
berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas
biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan faktor alam.
Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First
In First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk, harus dikeluarkan
terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut :
1. Kontrol Temperatur dan Swabakar
2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping
3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara
4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan
Sistem FIFO ( First In First Out )
Fungsi Manajemen Stocpile
Manajemen Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan
proses. Juga sebagai persediaan strategis terhadap gangguan yang
bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau
pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.
Disamping tujuan di atas stockpile juga digunakan untuk mencampur
batubara supaya homogenisasi yang bertujuan untuk menyiapkan produk dari
satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan
distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe
yaitu blending dan mixing.
Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih
tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara
akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup
besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika
proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara
harus tercampur secara merata, sedangkan mixing merupakan salah satu
tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas
kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.
Proses penyimpanan, bisa dilakukan:
Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal
Dekat Pelabuhan
Ditempat Penggunaan batubara
Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena
akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan
kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam.
Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang
biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara
pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic
Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter
lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan
ash fusion temperature.
Manajemen Stockpile menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile
batubara dan mengontrolnya dengan baik. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam Manajemen stockpile adalah sebagai berikut:
1. Pemantauan kuantitas (Inventory) dan movement batubara distockpile,
meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara
yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang
tersisa (coalbalance).
2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan
dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang
terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara.
3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile
termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer,
Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi
degradasi batubara.
4. Pemantauan kuantitas batubara yang masuk dan keluar dari stockpile
termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan
spocom.
5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan
housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat
distockpile.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal
ini mencakup usaha yaitu:
Control dust, penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan
dust suppressant.
Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk
buangan/limbah air dari drainage stockpile.
Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal).
7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik
untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali
dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping
secara teliti.
8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini
penanganan yang dianjurkan sebagai berikut:
Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu
batubara.
Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat
dibuang.
Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung
diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu.
Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus
dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stockpile.
9. Sebaiknya tidak membentuk tumpukan batu bara kerucut dengan bagian
atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas
stockpile.
10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau
minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.
Pengaturan penyimpanan (Storage Management)
Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting karena hal ini berkaitan
dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang
ditumpuk di stockpile. Manajemen penumpukan dimulai dari pembuatan
desain stockpile yang berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas dan
kualitas serta pada lingkungan.
Berorientasi terhadap pemeliharaan kuantitas karena suatu pengaturan
penyimpanan harus mempertimbangkan faktor kapasitas stockpile yang dapat
semaksimum mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan
faktor kualitas dan lingkungan, sedangkan berorientasi pada pemeliharaan
kualitas karena desain suatu stockpile harus mempertimbangkan faktor
pengaturan kualitas yang effisien sehingga keperluan untuk pengaturan
kualitas seperti blending, segregasi penumpukan yang didasarkan pada
kualitas produk dan lain-lain.
Kapasitas penyimpanan Batubara
Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu
stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan
kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan
preparasi lahan tersebut.
Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus
benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base
stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut
menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan
terjadi kehilangan batubara di stockpile.
Jumlah Produk yang Dipisahkan
Banyaknya jumlah produk yang akan dipisahkan menentukan luasan
stockpile yang diperlukan.
Semakin banyak jumlah produk yang dipisahkan maka semakin pula besar
areal yang diperlukan.
Fasilitas Penumpukan dan pemuatan
Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di
stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.
Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan serta pemuatan,
membuat desain dan sistem penumpukan memanjang.
Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang
memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam
blending batubar-batubara tersebut.
Tempat Produksi pada Stockpile
Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubara ( crushing ) dan
selanjutnya dimuat ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah
ter-sizing pada ukuran 1 sampai 50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang
mana masing-masing digunakan untuk setiap fasilitas crushing dan loading
barge.
Kontrol Debu dan monitoring temperatur Envirocoal
Secara umum dust ( debu ) batubara berasal dari partikel yang berukuran –
0.5 mm ( fines ) yang bersuspensi dengan udara, sehingga dalam usaha
pencegahan debu adalah dengan melakukan antisipasi terhadadap fines (
partikel halus ) tersebut. Penggunaan spray Air dapat dilakukan untuk
mengatisipasi debu, direkomendasikan spray yang digunakan adalah dalam
bentuk fog spray (kabut) karena lebih maksimal dalam menangkap debu.
Untuk produk batubara envirocoal, dalam proses penyemprotan air
ditambahkan juga bahan surfactan yang diproduksi oleh KAO disebut dengan
PIC 103. Bahan surfactan ini dengan air akan terserap dengan cepat
kedalam batubara. Spray larutan ( Air + PIC 103 ) dengan dengan rate 5
ppm/ton batubara bisa dilakukan saat:
– Dumping batubara di hopper
– Memasuki screen / divergator
– Dibawah secondary crusher
– Dibawah/dibagian belt conveyer
Pemantauan temperatur di stockpile dilakukan setiap hari ( daily basis
), menggunakan thermocouple. Setiap pagi temperatur diukur dan dilihat
trend-nya, juga dilihat adanya area-area stockpile yang mempunyai
potensial pemanasan.Bila ditemukan adanya titik pemanasan di area
stockpile, maka batubara di area tersebut akan diambil kemudian ditebar (
spreading ), setelah dingin batubara tersebut dikembalikan ke stockpile
dan selanjutnya dikompaksi.
Kontrol Terhadap Kontaminasi & Housekeeping
Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam
suatu proses produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas
batubara maupun performance daripada miner / penambang tersebut.
Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang, proses rehandling, di
stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim atau
complain dari suatu buyer.
Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada
saat expose batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau
batuan lainnya. Hal ini berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash
content )
Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan
batubara. Kontaminasi ini biasa berupa :
– Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam
– Kawat, besi, kayu, plastik, kaleng minuman, karet ban, dll
– Kontaminasi di daerah stockpile. Stockpile yang kurang bagus dapat
menyebabkan suatu kontaminasi terhadap batubara itu sendiri terutama
dari basement / dasar dari stockpile akibat manuver-manuver dari suatu
dozer / traktor sehingga akan terangkat dasar stockpile yang berupa
tanah, lempung atau batu splite.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghindari kontaminasi dari
stockpile antara lain :
– Supervisi yang ketat semua aktivitas area stockpile
– Pelaksanaan housekeeping
– Perawatan rutin peralatanyang digunakan, meliputi perawatan terhadap
alat-alat plant maupun terhadap alat berat yang digunakan di area
stockpile.
– Metal detector, berfungsi untuk mencegah kontaminasi metal masuk ke
stockpile maupun maupun batubara yang akan dikeluarkan dari stockpile.
Kontrol Aspek Kuality & Kuantity
Kontrol aspek kuality batubara di stockpile yang perlu dilakukan berupa :
Penentuan / analisa kualitas batubara produksi yang ada di
stockpile, kemudian melakukan pengaturan stock sesuai type batubara
produksi di stockpile.
Usaha mininimize resiko degradasi batubara ( pengaturan lama
stocking, aktitivitas alat berat distockpile, reclaime pit, dll )
Pengaturan blending ratio batubara.
Control dan monitoring semua faktor yang berdampak terhadap
perubahan yang significan terhadap nilai kualitas batubara selama di
stockpile.
Sedangkan terhadap aspek kuantity perlu dilakukan sistem recording yang
akurat terhadap inventory batubara dan pergerakan stock batubara ( coal
movement ) .
Limbah padat & cair
Selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah cair
merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penangananan stockpile adalah perawatan basement
stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke arah
sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan
stockpile adalah sedikit cembung lebih tepatnya seperti punggung
kura-kura dan sistem Drainage, semua air dari stockpile dialirkan ke
arah sistem treatment limbah cair / padat serta memiliki sistem treament
limbah yang memadai
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/sekilas-mengenai-manajemen-stockpile.html
Artikel Terkait
No Responses to "Management Stokpile"